Senin, 23 April 2012

TERNYATA AKU CANTIK


Hari ini tepat 10 tahun sudah peristiwa itu terjadi. Peristiwa yang  merenggut sebagian kepercayaan diri dan kebahagianku. Ya, ingatan akan peristiwa kebakaran itu masih selalu mengikutiku. Terlebih, luka bakar yang membekas di pipi kananku ini tak dapat di perbaiki meskipun dengan jalan operasi.


Rasa malu menghinggapiku sejak peristiwa itu. aku bahkan sempat berhenti sekolah selama 1 tahun karena malu terus-menerus di ejek oleh teman-teman sekolahku. Aku mengunci diriku dari dunia luar. Aku hanya berdiam diri saja di rumah, bahkan sekedar untuk jajan didepan rumahku pun aku enggan. Luka bakar ini selalu menjadi alasan bagiku untuk tidak bergaul dengan orang-orang disekitarku.

Namun dalam waktu 1 tahun itu orang tua ku selalu menasehati dan menyemangatiku agar menjadi seperti diriku yang dulu, diriku yang selalu ceria dan rajin sekolah. Aku bukan bermaksud mengacuhkan nasehat mereka, aku pun rindu ingin sekolah dan bermain kembali dengan teman-teman sebayaku, tapi rasa malu ku masih lebih besar dari pada rasa rinduku dengan sekolah.

Sampai suatu saat aku berpikir, bagaimana caranya untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi rasa malu ku itu agar aku dapat melanjutkan sekolahku yang sempat tertunda. Dan ketika itu, ada selembar kain berwarna hijau terbang ke arahku yang sedang termenung didepan jendela kamarku. aku bertanya-tanya dari mana kain hijau itu datang. Lalu terlintas dalam otak ku untuk memanfaatkan kain itu untuk aku pakai sebagai jilbab. Ternyata luka ku itu sedikit tertutupi. Dan aku bergegas menemui orangtua ku yang sedang menonton televisi di ruang tengah, kemudian aku sampaikan niat ku untuk kembali sekolah tapi kali ini dengan meggunakan jilbab.

Orangtuku memarahiku dengan keras karena alasanku tersebut. mereka bilang bahwa tak sepatutnya aku merendahkan makna sebuah jilbab seperti itu. Mereka tak menizinkanku sekolah jika alasanku adalah seperti itu.

Aku pun tersudut dan merasa sedih dengan tanggapan orangtuaku. Apakah yang ku katakan itu salah ??. aku lantas kembali ke kamar dan menangis tapi orangtua tak mengubrisnya.

Hari-hari berlalu begitu cepatnya. Hingga hari penerimaan siswa baru pun mulai dibuka diseluruh sekolah.
Hari itu seperti biasa aku menonton TV dirumah, tiba-tiba orangtuaku memberikan sebuah map yang didalamnya ternyata berisi sebuah formulir pendaftaran siswa baru. Aku kaget, ternyata tanpa sepengetahuanku orangtuaku telah mendaftarkanku disekolah baru. Dan 2minggu lagi aku sudah harus kegiatan belajar disekolah.

Aku marah karena sikap orangtuaku yang tak bertanya padaku sebelum mendaftarkanku ke sekolah. Terlebih mereka juga masih tak mengizinkanku untuk mengenakan jilbab untuk menutupi luka bakarku ini. 
bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar