Sabtu, 04 Juni 2011

Tuhan, bolehkah Aku menyalahkan-Mu ??

Tuk.. tuk.. tuk..
Ketukan palu hakim itu masih sajah terngiang ditelingaku. Benar sajah, mulai saat ini aku tak mempunyai seorang ayah. Ketukan palu hakim itu memisahkan aku dengan ayah dan kk laki-lakiku.Yaa, orangtua bercerai bahkan disaat aku baru berusia 3 tahun yang seharusnya mendapatkan kasih sayang yang berlimpah dari orangtua yang utuh.

Sejak hari itu aku tinggal bersama ibuku dan pindah ke Surabaya, sedangkan ayah dan kk ku Dimas atau biasa ku panggil ka Didut menetap dikota Depok. Hari itu di pengadilan adalah hari terakhirku bersama dengan kelaurga utuhku. Kini usiaku sudah beranjak 18 tahun dan berkuliah di Universitas Negeri Surabaya.

Sejak 2 tahun lalu ibuku sakit-sakitan dan 3 bulan lalu Allah memanggilnya untuk kembali ke sisi-Nya. Rasanya tak percaya kalau sekarang aku hidup sendiri, aku tidak mempunyai sanak saudara disini. Sepi rasanya tak ada ibu dirumah. Belum sembuh betul lukaku dengan kepergian ibu, sekarang aku bingung harus tinggal dimana karena sejak ibu meninggal aku belum membayar uang kontrakan. Meskipun aku sepulang kuliah kuliah aku bekerja menjadi seorang pelayan di restoran, tetap sajah gajiku tak cukup karena aku juga harus membiayai kuliahku. Akhirnya aku mencari kos-an untuk aku tinggali, tentu sajah dengan harga yang harus sesuai dengan kocekku yang limit. Untung ada sahabatku Intan dan Maya yang mau membantu membayarkan uang kontrakan dan mencariku kos-an murah. Mereka adalah sahabat terbaikku. Aku akan mengganti uang mereka nanti.

Hari-hariku tak seceria dulu saat ibu masih ada. Yaa, jelas sajah karena hanya ibulah satu-satunya orang yang sangat aku sayangi. Hanya ibu yang bekerja keras untuk membiayai kuliahku dan selalu berusaha membahagiakanku dan membelikan semua keperluanku.

Saat ini sudah mulai libur semester akhir. Aku teringat ucapan terakhir ibu saat ku tanyakan tentang ayah. terus terang aku ingin bertemu lagi dengan ayah dan kk ku. Awalnya ibu enggan untuk membahasnya, mungkin karena ibu sudah terlampau sakit hati sehingga dulu pun yang meminta cerai adalah ibuku. Namun setelah ku bujuk akhirnya ibuku mau juga menceritakan semua tentang ayah bahkan sebab kenapa ibu meminta ayah untuk menceraikannya.

Hmm, apa yaa lanjutannya.. haa,, sabar Blogger..
karena sudah malam sebaiknya cerita ini BERSAMBUNG sajah yaa, hee..
biar kalian penasaran dulu, hee...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar